Cegah Nafsu, Kampus Tiongkok Minta Mahasiswi Tak Pakai Baju Terbuka

 



Kampus Guangxi di Tiongkok sisi selatan jadi bulan-bulanan netizen di sosial media, sesudah meluncurkan buku panduan keselamatan buat wanita pada awal Agustus kemarin.


Didalamnya, faksi universitas merekomendasikan beberapa mahasiswi supaya patuhi norma kenakan pakaian spesial yang diputuskan. Dasar itu khususnya diutamakan buat mahasiswi tahun pertama yang baru masuk.


Merilis South China Morning Post, ada 50 daftar pendapat yang dikeluarkan Kampus Guangxi. Didalamnya dari mulai dasar keselamatan di serta di luar universitas, sampai pendapat untuk berlaku waktu ada pelecehan seksual.


Universitas memandang pemicu pelecehan dapat ditangani bila mahasiswi tidak menggunakan baju terbuka, dari mulai rok serta gaun berpotongan rendah. Universitas itu serta merekomendasikan mereka tidak kenakan sepatu hak tinggi.


Jika ini dituruti, menurut nalar memikir universitas, karena itu tidak ada nafsu yang ada dari lelaki, hingga tidak ada pelecehan seksual.


Survey nasional yang dikeluarkan pada awal 2020 ini menunjukkan nyaris 15 % wanita akui sisi intim mereka disentuh tanpa ada izin oleh faksi lain.


TAJEN SABUNG AYAM DI BALI Lalu, ada dua % yang mengatakan sudah jadi korban pemerkosaan. Hampir empat % yang lain akui guru atau dosen mereka sempat lakukan pelecehan atau serangan seksual.


Satu demi satu orang yang membaca atau dengar berita mengenai dasar itu bawa protes mereka ke Weibo, yang disebut sosial media terkenal di Tiongkok. Mereka menjelaskan faksi universitas berlaku seksis dengan membebankan kekeliruan pada apakah yang digunakan wanita.


"Saya serta tidak usai membaca buku panduan itu serta semuanya yang saya melihat ialah penganiayaan pada wanita," kata seorang netizen.


Mereka memperjelas jika wanita bisa kenakan pakaian seenak mereka, sebab akar masalah pelecehan seksual bukan terdapat pada performa.


"Baju terbuka tidak dapat memperkosa wanita. Katakan permasalahannya. Katakan wanita semestinya waspada pada apa," catat netizen lain, mengkritik sikap lelaki yang jadikan wanita cuma untuk objek sex, tidak perduli pada apakah yang dipakainya.


Kampus Guangxi juga memberi respon pada protes di sosial media. Universitas itu menjelaskan pada The Paper jika mahasiswi bisa menggunakan baju apa di luar perkuliahan.


Saat di kelas, mereka diharap berpenampilan tertutup walaupun cuaca sedang panas. Menurut universitas, ini ialah langkah untuk "tingkatkan sikap mahasiswa keseluruhannya".


Deputi Direktur 21st Century Education Research Institute Xiong Bingqi memandang cara tersebut tidak pas. Pejabat think-tank yang berada di Beijing itu berpenghasilan universitas harus bertanggungjawab sebab sudah berlaku seksis pada mahasiswi mereka.


"Lembaga-lembaga itu semestinya coba mengatur serta kurangi pelecehan di universitas, bukannya mempersalahkan pelajar wanita atas apakah yang mereka gunakan," kata Xiong. "Kampus tidak semestinya mengenalkan ketentuan kenakan pakaian yang detil pada gender dengan alasan membuat perlindungan wanita."


Postingan populer dari blog ini

Keep An Eye Out For Sneaky Metal

By means of strong digital photography, the gallery wants to encourage individuals towards involve

Tips Bekerja Dari Rumah Sambil Mengasuh Anak